BREBES – Sapi jenis simental berukuran jumbo milik warga di Kecamatan Salem, Kabupaten Brebes, mati lantaran terkena penyakit. Momen kematian sapi bernama Gordon itu direkam video dan viral di media sosial (medsos).
Video berdurasi 2 menit 38 detik itu, memperlihatkan detik-detik sapi seberat lebih dari 1,3 ton mati. Puluhan warga pun merasa kehilangan Gordon yang menjadi maskot sapi bagi warga setempat. Rencananya, Gordon yang sudah dipelihara sejak 2020 itu akan dijadikan hewan kurban.
Kematian Gordon menjadi kesedihan bagi pemilik dan warga setempat. Gordon pun akhirnya dimakamkan tak jauh dari kandangnya.
Fenomena PMK di Kabupaten Brebes dalam sebulan belakangan memang meresahkan pemilik hewan ternak. Namun demikian, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Brebes mengklaim, puluhan hewan ternak yang mati belum bisa diklaim Penyakit Mulut dan Kuku.
Kepala DPKH Kabupaten Brebes Ismu Subroto menjelaskan, berdasarkan evaluasi dan penanganan ternak yang terjangkit PMK potensi kematian hanya 5 persen. Terlebih, dari puluhan sapi ternak yang mati mendadak tersebut tidak dilaporkan sejak awal. Sehingga, meski jumlahnya puluhan ternak yang mati itu tidak masuk data base PMK.
“Ya memang benar beberapa hari lalu saya mendapatkan informasi, sapi Gordon mati. Dan juga, banyak laporan sapi ternak mati, jika dari awal gejala klinis hingga mati maka tidak bisa dikategorikan PMK. Sebab, belum pernah dilakukan pemeriksaan langsung dan uji lab,” kata Ismu, Kamis (16/6/2022).
Ia menambahkan, berdasarkan data base jumlah kasus suspect PMK di Brebes terus mengalami lonjakan signifikan. Bahkan, dari total 17 kecamatan, tercatat 15 wilayah sudah banyak temuan gejala klinis. Sedangkan, 2 wilayah lainnya yakni Kecamatan Jatibarang dan Kersana belum ada laporan.
Ismo mengungkapkan, pemilik ternak segera melapor jika hewan ternak sakit untuk mencegah kematian. Mengingat, ketersediaan obat dan perawatan intensif bisa meminimalisir risiko kematian. Hal itu, dibuktikan dengan belum pernah adanya laporan kasus ternak mati karena PMK.
“Analoginya, informasi sapi yang mati mendadak terjadi saat proses menggembala. Sehingga, banyak potensi pemicu kematian bukan selalu PMK,” jelasnya.
Sementara itu, Kabid Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Budi Santosa menambahkan, menindaklanjuti banyaknya laporan masyarakat tentang sapi ternak mati mendadak.
Ia mengimbau, agar pemilik ternak untuk segera melapor ke pihak desa, kecamatan hingga hotline DPKH yang diupdate setiap hari. Sebab, jika ada laporan Tim Respons Cepat PMK DPKH bisa langsung memastikan PMK atau bukan.
“Karena tidak ada bukti pemeriksaan klinis, kematian mendadak puluhan sapi belum bisa diklaim PMK. Karena, bukti laporan juga tidak disertakan apakah benar gejala klinis PMK atau faktor lain,” kata Budi Santosa. (pp*)
INFOTEGALBREBES | Portal Beritane Wong Tegal lan Brebes