BREBES – Petani bawang merah Brebes menolak rencana penghapusan beberapa jenis pupuk bersubsidi pada 1 Juli 2022 mendatang. Mereka meminta rencana penghapusan subsidi pupuk organik dan jenis pupuk lainnya seperti ZA, SP-36 ditunda.
Menurut Rujuk (48) petani bawang merah asal Desa Tegalglagah, Kecamatan Bukakamba, Kabupaten Brebes pupuk jenis ZA dan SP-36, banyak dipakai oleh petani. Ia menyebut, jika pemerintah tetap berkukuh menghapus subsidi pupuk, maka sebagian besar petani bawang merah khususnya yang kebingungan. Pasalnya, mereka tidak mampu membeli pupuk nonsubsidi yang saat ini tergolong mahal.
“Jujur saja saya sebagai petani bawang merah, menolak rencana penghapusan subsidi pupuk. Apalagi saat ini harga obat-obatan pestisida sudah mahal. Ini jelas akan menyebabkan petani bawang merah terpuruk karena tak kuat menanam bawang merah gara-gara harga pupuk mahal,” keluh Rujuk.
Hal senada diungkapkan pengecer pupuk subsidi di Kelurahan Pasarbatang, Kecamatan Brebes, Asani. Ia meminta pemerintah menunda rencana penghapusan subsidi pupuk.
Alasannya, banyak petani yang belum siap jika subsidi pupuk dihapus. Bahkan para petani meminta subsidi pupuk tidak dicabut.
“Pemerintah tidak bisa memberikan solusi terbaik dengan harga hasil produksi petani. Tapi di sisi lain, pemerintah akan mencabut subsidi pupuk. Ini kasihan para petani,” kata Asani.
Meskipun nantinya pemerintah tetap menjalankan kebijakan penghapusan subsidi pupuk, lanjut dia, maka harga patokan pasar hasil pertanian dinaikkan. Tujuannya untuk menutup biaya yang dikeluarkan selama masa tanam.
Ia mencontohkan, pupuk ZA antara subsidi dan nonsubsidi harga per kilogram selisihnya lebih dari tiga kali lipat.
“Pupuk ZA, kalau subsidi itu harganya Rp 1.700 per kilogram, tapi kalau subsidi dicabut harganya bisa mencapai tiga kali lipat atau Rp 4.200 per kilogram,” beber dia.
Jika rencana pemerintah mencabut subsidi pupuk, para pedagang juga harus menambah modal untuk menjual pupuk nonsubsidi. Ditambah lagi banyak petani yang tidak mampu membeli pupuk karena harganya mahal. Dampaknya, nanti produktivitas petani menurun.
“Yang terdampak bukan hanya petani. Sebagai pedagang, kami juga terdampak,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Brebes, Yulia Hendrawati, menanggapi soal rencana penghapusan subsidi pupuk. Menurutnya kebijakan tersebut merupakan kebijakan pemerintah yang harus dilaksanakan.
Namun demikian, pihaknya akan berusaha mengusulkan kepada DPR dan pemerintah pusat untuk menunda rencana tersebut.
Yulia menegaskan, petani butuh sosialisasi soal rencana menghapus subsidi dan edukasi. Contohnya, penggunaan pupuk ZA pada bawang merah akan diganti dengan formulasi campuran urea dan NPK.
“Nanti petugas kami akan mendampingi petani dalam mengubah dosis pupuk. Untuk bawang merah misalnya, penggunaan ZA bisa diganti dengan campuran urea dan NPK,” pungkasnya. (pp*)
INFOTEGALBREBES | Portal Beritane Wong Tegal lan Brebes