SLAWI - Pembangunan gedung untuk perluasan layanan perpustakaan di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah (Perpusarda) Kabupaten Tegal resmi dimulai.
Staf Ahli Bupati Tegal Bidang Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia Abdul Apipudin berkesempatan meletakkan batu pertama sebagai tanda dimulainya pekerjaan konstruksi pada Selasa (28/06) pagi.
Mewakili bupati Tegal, Apipudin menyambut baik pembangunan gedung senilai Rp2,19 miliar ini. Pasalnya, dengan bertambahnya luasan ruang perpustakaan disertai penataan interiornya yang baik semakin menambah daya tarik para pelajar, mahasiswa maupun publik lainnya untuk datang dan berkunjung.
Hal itu berarti kesempatan untuk meningkatkan minat membaca buku di kalangan masyarakat akan semakin terbuka, di tengah tantangan perkembangan era digital seperti saat ini.
“Di era digital seperti sekarang ini, minat baca masyarakat kita cenderung menurun karena lebih menyukai tayangan audio visual dan membaca secara sekilas, termasuk anak-anak kita yang lebih menyukai bermain gawai pintar ketimbang membaca buku,” katanya.
Sehingga menurutnya perlu ada satu usaha besar untuk mendorong kecintaan masyarakat Kabupaten Tegal terhadap buku bacaan dan kebiasaan membaca, dengan harapan akan tumbuh budaya baca, di samping membuka akses buku bacaan berkualitas ke masyarakat.
Apip menuturkan, memiliki minat membaca saja tidaklah cukup karena masih berupa potensi yang belum terwujud. Butuh ketersediaan buku yang lengkap serta ruang baca yang representatif dan nyaman.
Lebih lanjut Apip mengungkapkan, literasi membaca masyarakat Indonesia masih terbilang rendah, di mana dari skala Indeks Alibaca 0-100, untuk dimensi akses dan dimensi budayanya baru mencapai 23,09 poin dan 28,50 poin.
Padahal dari segi dimensi kecakapannya cukup tinggi, yakni 75,92 poin. Adapun untuk dimensi alternatifnya masih rendah dengan 40,49 poin.
Apabila dihitung poin rata-rata, Indeks Alibaca Indonesia baru mencapai 37,32.
Indeks tersebut, sambung Apipudin, berkorelasi positif dengan penelitian Perpustakaan Nasional tahun 2017, di mana frekuensi membaca orang Indonesia rata-rata 3-4 kali per minggu dengan lama waktu membaca per hari rata-rata hanya 30-59 menit. Adapun jumlah buku yang ditamatkan per tahun rata-rata hanya 5-9 buku.
Untuk itu, dirinya sangat berharap bangunan gedung perpustakaan daerah ini bisa berkembang menjadi episentrum penumbuhan budaya membaca dan gerakan literasi masyarakat Kabupaten Tegal.
Apipudin pun menitip pesan kepada penyedia jasa konstruksi dan pengawas bisa bekerja sesuai kontrak dan tidak melakukan praktik kecurangan yang dapat merugikan pemda karena hasilnya tidak sesuai harapan.
Sementara itu, Kepala Dinas Perpusarda Kabupaten Tegal Eko Jati Suntoro berharap, gedung layanan perpustakaan ini bisa menjadi sentra masyarakat Kabupaten Tegal dalam menimba ilmu, mencari referensi bahan bacaan atau penelitian, khususnya pelajar dan mahasiswa.
“Semoga ruang perpustakaan daerah yang semakin nyaman ini nanti bisa menjadi tempat jujukan masyarakat untuk menambah wawasan, menambah ilmu lewat bahan bacaan bermutu,” pungkasnya. (*/rt)
INFOTEGALBREBES | Portal Beritane Wong Tegal lan Brebes