BREBES – Komisi III DPRD Brebes turut membantu masyarakat yang tinggal Desa/Kecamatan Paguyangan untuk mendapatkan aliran air bersih melalui PDAM. Adapun kebutuhan air bersih bagi puluhan warga yang tinggal di rumah program perumahan berbasis komunitas “BERSEMI” menjadi prioritasnya.
Ketua Komisi III DPRD Brebes Achmad Mafrukhi mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (Dinperwaskim) Provinsi Jateng dan Dineperwaskim Brebes untuk merealisasikan jaringan perpipaan air bersih hingga menjangkau di wilayah Desa/Kecamatan Paguyangan.
“Karena jaringan sumber air dari sini paling dekat di wilayah Desa Wanatirta Kecamatan Paguyangan. Kami meminta kepada paguyuban warga Desa Paguyangan untuk membantu mengukur jarak sumber air dari Desa Wanatirta ke Desa Paguyangan,” kata Achmad Mafrukhi, Kamis (17/3/2022).
Hasil pengukuran jarak itu, kata dia, berjarak sekitar 3 kilometer. Sehingga kebutuhan jaringan perpipaan diketahui dan diusulkan agar segera direalisasikan.
“Karena sumber air berasal dari daerah kabupaten tetangga, ini menjadi tugas kami sebagai wakil rakyat untuk melakukan upaya persuasif. Alhamdullilah sudah disetujui dan segera direalisasikan,” kata Politisi Muda Golkar itu.
Menurut dia, kebutuhan air bersih mutlak bagi masyarakat untuk keperluan sehari-hari. Terutama, untuk air bersih yang diolah menjadi air minum.
“Kami berterimakasih kepada pihak terkait yang telah mendukung. Karena prinsipnya kebutuhan dasar masyarakat akan air bersih sudah ada solusinya. Mudah-mudahan tahun ini direalisasikan,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (Dinperwaskim) Kabupaten Brebes, Sutrisno, mengatakan pembangunan RUSPIN merupakan program perumahan berbasis komunitas “BERSEMI” di Kabupaten Brebes. Sasaranya kepada Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).
“Total ada 30 unit RUSIPN. Tapi persoalan sebelumnya terkait belum adanya jaringan air bersih sudah ada solusi. Kami mendukung percepatan penambahan jaringan perpipaan air PDAM manjangkau daerah sini,” kata Sutrisno.
Sedangkan sumber anggaran RUSPIN, kata dia, berasal dari APBD Propinsi. Setiap unitnya mendapatkan bantuan Rp 35 juta. Adapun bantuan tersebut berupa material seperti struktur dinding, atap dan lainnya.
Sedangkan rumah berbasis komunitas tersebut dibangun dengan tipe 36. Setiap warga yang akan mendapatkan bantuan perumahan berbasis komunitas tersebut harus terdaftar di komunitas MBR dan terdaftar dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).
“Pada prinsipnya perumahan berbasis komunitas ini bisa dibangun di manapun. Namun, keterlibatan masyarakat dalam bergotongroyong sangat diperlukan. Karena melibatkan pihak ketiga untuk pembangunanya termasuk persiapan lahan. Untuk kemudian, MBR bisa mencicil rumah itu tanpa bunga kepada pemodal awal (pemilik lahan),” pungkasnya.
Sumber PP
INFOTEGALBREBES | Portal Beritane Wong Tegal lan Brebes