Pencolotan cukup populer di kalangan masyarakat Tegal di era 1960-an. Istilah itu sebetulnya bukan nama kampung atau nama pedesaan. Tapi akhirnya, istilah itu menjadi sebuah nama wilayah di Kota Tegal.
Wilayah Pencolotan dari Jalan Sangir bablas ke utara sampai di pintu gerbang obyek wisata Pantai Alam Indah ke arah timur. Tepatnya di RW 11, Kelurahan Mintaragen, Kecamatan Tegal Timur. Di sebelah barat RW 11 merupakan wilayah Tengpa, sedang di sebelah timurnya berbatasan dengan Pedukuhan Penjalan.
Bagaimana tembung Pencolotan akhirnya menjadi sebuah wilayah? Asal mula peristiwanya itu menjadi sebuah kawasan cukup mendebarkan. Seperti apa sejarahnya?
Dari pelacakan pada sebuah sumber di wilayah itu, pertanyaan yang menyumbat dalam benak, akhirnya terjawab. Menurut sumber dari warga setempat, pada tahun 1960-an daerah pinggir pantai Tegal itu merupakan daerah tak bertuan. Daerah itu penuh dengan kelebatan pepohonan dan semak belukar.
Boleh dibilang daerah itu cukup rawan dan tak pernah dijamah orang pada umumnya. Apa pasal? Di sebelah barat daerah itu, gudang penyimpanan tetes tebu yang juga sintru menyeramkan. Tetes tebu istilah orang Tegal namanya pokhot. Sementara di selatan gudang pokhot merupakan tempat prostitusi kelas ‘selawe rubuh’. Orang Tegal bilang, kawasan itu dikenal dengan disebutan Tengpa. Yang dimaksud ‘Selawe Rubuh’ hanya istilah pelacuran kelas teri.
Sebelah timur wilayah Pencolotan, juga ada bertengger daerah pelacuran yang pada waktu itu dikenal dengan sebutan Mandala. Sekarang berada di Jalan Halmahera. Dapat dibayangkan pada waktu itu wilayah Pencolotan diapit oleh daerah rawan, tempat orang-orang mlastar ngendon di situ!
“Menurut cerita turun-temurun dari sesepuh di sini, istilah Pencolotan yang sekarang berada di wilayah RW 11, Kelurahan Mintaragen, mempunyai cerita tersendiri dan cukup menarik,” ujar sumber yang tidak mau disebutkan namanya. Yang jelas, sumber PanturaPost itu di kedua telinganya mengenakan anting-anting yang berlobang. Di lengannya ada tato.
Lebih jauh sumber itu menjelaskan, lahirnya istilah Pencolotan, lantaran di kawasan itu merupakan sebuah tempat perlindungan bagi orang-orang yang telah melakukan tindak kejahatan. Jika para pencuri atau bencoleng dikejar orang-orang kampung atau anggota keamanan, langsung menerabas masuk ke wilayah itu dengan meloncat-loncat dari satu rawa ke rawa yang lain. Karena lebatnya pepohonan dan semak belukar, para pengejar kesulitan memasuki daerah itu. Dapat dipastikan pengejar kehilangan jejak.
“Kejadian seperti itu berulang kali. Saban bencoleng atau pencuri yang memasuki wilayah itu, kehilangan jejak. Dari peristiwa itulah, wilayah itu kondang dengan nama Pencolotan. Entah siapa yang memulai mempopulerkan istilah itu, kami tidak tahu. Sejak saya lahir nama Pencolotan sudah ada sampai sekaran,” katanya mengakhiri obrolan. (*)
Sumber https://panturapost.com/sejarah-kawasan-pencolotan-tegal-yang-pernah-jadi-tempat-berlindung-para-bencoleng/
INFOTEGALBREBES | Portal Beritane Wong Tegal lan Brebes