Petani Bawang di Brebes Mulai Gunakan Pompa Air Berbahan Bakar Gas - INFOTEGALBREBES | Portal Beritane Wong Tegal lan Brebes
Follow Me INFOTEGALBREBES on Google News Follow Now!

Petani Bawang di Brebes Mulai Gunakan Pompa Air Berbahan Bakar Gas


BREBES - Sejumlah petani bawang merah di Kabupaten Brebes, mulai beralih menggunakan mesin pompa air bahan bakar minyak (BBM) ke bahan bakar gas (BBG).

Di tahun ini, sedikitnya akan ada 1.400 petani sasaran lagi yang menerima Program Konversi BBM ke BBG dari pemerintah.

Menurut petani bawang merah di Desa Limbangan Kulon, Kecamatan Brebes, Darma (49), konversi BBM ke BBG atau gas LPG ukuran tabung 3 Kg dapat menghemat biaya produksi.

“Saya pakai sejak 8 bulan lalu. Yang jelas lebih hemat pakai LPG 3 Kg dibandingkan pakai BBM,” kata Darma, ditemui di areal sawah bawang merah di Desa Limbangan Kulon, Brebes, Jumat (4/11/2022).

Darma mengaku sudah 20 tahun menjadi petani bawang merah. Dalam setahun, sedikitnya mengalami tiga musim tanam.

Saat musim tanam tiba hingga panen, lahan sawah seluas 1/4 hektare yang ia kelola harus terus dialiri air. Selain menjaga kelembaban tanah, air digunakan untuk menyiram tanaman bawang di pagi dan sore.

Darma mengatakan, saluran irigasi di areal persawahannya memang belum optimal. Dibutuhkan bantuan pompa air untuk mengaliri sawahnya.

Selain bersumber dari sumur bor, aliran air untuk sawahnya diambil dari sungai sekitar yang lokasi berdekatan.

Menurut Darma, dengan menggunakan BBG LPG 3 kilogram mampu menyalakan pompa air selama 7-8 jam. Berbeda dengan satu liter BBM, yang hanya mampu bertahan 1 jam.

“Satu tabung LPG 3 Kg dibeli seharga Rp. 15.500 bisa untuk 7-8 jam. Kalau pakai BBM, 8 jam butuh 8 liter harganya sudah Rp 80.000. Jadi jelas lebih hemat pakai LPG,” kata Darma.

Darma mengaku sudah beralih menggunakan BBG sejak 8 bulan lalu. Sejak saat itu, ia terdata oleh Dinas Pertanian setempat sebagai penerima Program Konversi BBM ke BBG Tahun 2021

“Selain hemat. LPG juga mudah didapat, beli di pangkalan resmi dan harganya bersubsidi. Jadi memang hemat dan praktis,” pungkas Darma.

Pemilik pangkalan gas LPG 3 Kg Sabas Prasetyo di Desa Limbangan Kulon, Samsudin (50) mengaku menjual LPG sesuai harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan Gubernur Jawa Tengah No. 541/ 15 Tahun 2015 sebesar Rp 15.500 per tabung.

“Gas konversi khusus untuk petani yang memiliki kartu tani. Kalau tidak memiliki kartu tani maka belum bisa beli. Jadi mereka yang bisa beli yang terdaftar sebagai penerima program,” kata Samsudin.

Samsudin mengatakan, dalam sebulan ia bisa menjual lebih dari 125 tabung LPG 3 Kg. “Jadi gas konversi ini khusus dijual ke petani untuk menyalakan pompa air untuk pengairan,” terang Samsudin.

Untuk menjual secara jujur, Samsudin bahkan sengaja memasang plang harga disertai nomor kontak pengaduan baik ke Pertamina, Pemkab. Brebes, hingga Ditjen Migas.

Sales Branch Manager I Tegal PT. Pertamina Patra Niaga, M. Taufik Ridwan Lubis mengungkapkan, mulai November 2022, pemerintah akan membagikan sebanyak 30.000 unit paket konversi BBM ke BBG untuk petani dan nelayan sasaran di Indonesia.

“Sedangkan untuk di Brebes hanya untuk petani. Ada sekitar 1.400 paket konversi untuk petani yang disalurkan mulai November hingga akhir tahun ini,” kata Taufik.

Taufik mengatakan, Pertamina sebagai pelaksana program konversi BBM ke BBG juga harus memastikan ketersediaan LPG 3 Kg mencukupi dan mudah didapat petani sasaran.

“Petani mendapatkan paket konverter kit, dan pertamina menyediakan elpijinya. Jadi stok LPG juga harus aman, maka kita jamin stok sampai level pangkalan selalu ada,” pungkas Taufik. (*)

Sumber PanturaPost ./pp

INFOTEGALBREBES | Portal Beritane Wong Tegal lan Brebes


Posting Komentar