INFOTEGALBREBES - Buku antologi puisi berjudul “Ngapak Kepénak Nemen” berisi 17 puisi karya Dr. Uswadin M.Pd diluncurkan dan dibedah di Pendopo Bupati Brebes, Sabtu 12 Maret 2022.
Buku antologi puisi “Ngapak Kepénak Nemen”ini, ditulis dalam 5 bahasa yakni bahasa Brebes Tegalan, Sunda, Indonesia, Inggris, dan Arab lengkap dengan tulisan Arabnya.
“Puisi-puisi dalam buku ini diterjemahkan ke lima bahasa secara keroyokan,” tutur Uswadin.
Menurutnya, untuk bahasa lokal Brebes Tegalan dikerjakan oleh Uswadin sendiri sebagai rujukan dari para penerjemah. Untuk penerjemahan puisi ke dalam Bahasa Indonesia dilakukan Uswadin dan Legi Surawati, seorang guru PNS di Jakarta.
Untuk Bahasa Inggris diterjemahkan oleh Amidi Ulani, S.Pd, seorang pendidik lulusan UNJ jurusan Bahasa Inggris yang sekarang bertugas sebagai guru di Labschool UNJ.
Sedangkan yang menterjemahkan ke dalam Bahasa Sunda dilakukan oleh Kusen, S.Pd, alumni Bahasa Inggris UNJ yang sehari-harinya menjadi guru PNS di Banjarhajo.
Sementara itu yang menterjemahkan Bahasa Arab lengkap dengan tulisan Arab, dilakukan oleh KH Aminuddin Masyhudi, Pengasuh Ponpes Darunnajah Pruwatan, Bumiayu, sekaligus sebagai Ketua Syuriah PC NU Brebes.
“Buku yang saya tulis ini merupakan kumpulan dari kehidupan masyarakat Brebes dari sisi tradisi yang ada pada masa lalu,” terang Uswadin.
Suasana haru biru pun disentuhnya tentang ‘hilangnya’ produksi giling tebu di Pabrik Gula. Hal ini terlihat sekali pada puisi berjudul “Pabrik Gula Dadi Panggonan Lirén”, hingga Brebes menjadi daerah industri disentuhnya pula.
Pada acara Bedah dan Peluncuran yang diselenggarakan oleh Pemkab Brebes, mengundang narasumber; Juri Ardiantoro, Ph.D selaku Deputi 4 KSP dan Rektor Unusia, budayawan Drs. Atmo Tan Sidik, Rektor Universitas Bhamada Slawi Dr. Maufur, dan Dr. Uswadin, M.Pd selaku pendidik dan penulis buku dengan moderator Dr. Dina Nurmalisa dosen Universitas Pekalongan.
Dari hasil diskusi dan bedah buku itu, Dr. Dina Nurmalisa selaku moderator secara ringkas akhirnya menyimpulkan, dengan penerbitan buku tersebut dapat dijadikan sebagai pemantik pergerakan kebudayaan-kebudayaan atau juga keinginan melestarikan bahasa daerah dalam dialek bahasa Brebes, dengan karakteristik dan gerakannya.
“Jadi tidak hanya berhenti pada Pak Uswadi saja, tetapi juga dari penulis-penulis yang lain. Saya salut pada gerakan Tegal, karena bergerak tidak hanya satu orang. Satu orang memantik, kemudian semuanya bergerak.
Brebes bisa seperti ini, dan Uswadi sudah memulai. Akan tetapi kita menunggu dari bapak ibu dan penulis-penulisnya yang lain,” ujar Dina Nurmalisa menutup kesimpulannya.
Hadir dalam acara itu Bupati Brebes, Idza Priyanti yang cukup merespon positif dengan acara itu. Selain itu hadir pula perwakilan guru-guru se-Kecamatan Brebes, serta para sastrawan dan penyair tiga daerah Tegal, Pemalang, dan Brebes.
Acara ini dimeriahkan pembacaan dari para santri dan teristimewa tampil pembaca Zara Zetira Bundy Yuliawati membawakan puisi berjudul “Si Bocah Sunat” karya Uswadin.
.........
Bocah lanang cilik jaman gemiyén péngin cepet sunatjalaran yén gedé sunaté sokan dipoyoki kancaMalah ana sing medéni macem-macembakalé sunaté nganggo lading utawa bendoMulané bagjané wedi nanging nékat wani sunattinimbang dipoyoki lan diwedéni sing macem-macemSing penting plong ora kepikiran senajan dilawani karo nangisyén wis sunatdianggep gedé wis olih solat nang sof ngarep
..........
Itulah potongan puisi yang dibawakan Zara tampak menjiwai seluruh narasi puisi yang sedang dilantunkan, membuat semua tamu undangan yang duduk berdiam diri di hadapan meja bundar terkesiap.
Sumber PN
INFOTEGALBREBES | Portal Beritane Wong Tegal lan Brebes