BREBES - Harga pupuk nonsubsidi di Kabupaten Brebes terus mengalami kenaikan, Jumat (11/3). Kenaikan harga pupuk nonsubsidi tersebut sudah dirasakan sejak akhir tahun lalu, dan terus mengalami kenaikan hingga awal Maret ini.
Menurut Dani Bagus Purnama (43), salah seorang pedagang pupuk nonsubsidi di Jalan Pantura Klampok, Kabupaten Brebes, kenaikan harga pupuk nonsubsidi ini dikarenakan ada konflik di dua negara Eropa.
Menurut Dani, per hari ni harga DO partai besar pupuk ZA China Kristal Rp6500/kg, jenis Za China Granural Rp7000/kg, UreON Rp7000/kg, KCL Tepung Rp11500/kg, KCL Granural Rp13500/kg.
Sementara untuk pupuk KNO3 merah Rp25.000 per kg jenis KNO3 putih prill atau kristal Rp. 29000/kg, dan untuk jenis Cantik Rp14.7000 kilogramnya.
"Kenaikan harga pupuk sebenarnya sudah terjadi sejak akhir 2021 lalu, namun kondisi ini diperparah dengan adanya konflik antara dua negara di Eropa yang menyebabkan harga pupuk per 11 Maret 2022 mengalami kenaikan," ungkapnya.
Akibat konflik kedua negara tersebut, pasokan pupuk Eropa mengalami kendala kirim. Sehingga pasokan pupuk terbatas dan harga semakin tak terkendali.
"Kami pedagang mengeluh karena bingung penyesuaian harga yang berubah-ubah sehingga menyebabkan modal untuk belanja tidak menutupi. Di sisi lain kita mempertimbangkan petani yang menginginkan membeli pupuk dengan harga yang terjangkau," ucapnya.
"Kita harapkan konflik ini bisa segera berakhir, sehingga harga pupuk nonsubsidi di Kabupaten Brebes kembali normal," lanjutnya.
Kenaikan harga pupuk nonsubsidi mulai dirasakan oleh para petani. Salah seorang petani bawang merah asal Desa Sisalam Kecamatan Wanasari Kabupaten Brebes, Siswoyo (47) mengaku kaget dengan kabar akan adanya kenaikan harga pupuk dipasaran saat ini.
"Bagaimana tidak kaget, akhir tahun kemarin harga pupuk sudah naik, ini dampak perang Rusia-Ukraina katanya kembali naik," ujarnya
Kabar kenaikan tersebut, kata dia, sangat berdampak sekali ke para petani. Hal ini dikarenakan belum lama naik dari harga pupuk Rp10 ribu per kilogramnya dan pada akhir tahun lalu naik menjadi Rp12 ribu per kilogramnya.
"Saat ini untuk membeli pupuk bersubsidi sangat sulit, sedangkan harga pupuk nonsubsidi terus alami kenaikan. Jadi jelas ini sangat berdampak kepada para petani, apalagi harga bawang merah saat ini murah," terangnya.
Dirinya berharap, pemerintah bisa menyeimbangkan jika ada kenaikan harga pupuk. Harga bawang merah ikutan naik sehingga imbang dan petani tidak merugi.
"Kenaikannya harus diimbangi harga bawang merah, sehingga petani bsia mendapatkan keuntungan. Apalagi tenaga kerja saat ini mahal-mahal, bagaimana kami bisa menutup modal," pungkasnya.
Sumber RT
INFOTEGALBREBES | Portal Beritane Wong Tegal lan Brebes