BANGUNAN gedung peninggalan Pemerintahan Hindia Belanda di Tegal banyak tersebar dari pusat kota sampai dekat daerah pelabuhan. Salah satunya adalah Gudang Barang.
Apa itu Gudang Barang dan di mana letak bangunan itu? Gudang Barang merupakan bangunan di Jalan Panggung Timur, Kelurahan Panggung, Kecamatan Tegal Timur, Kota Tegal. Tepatnya di belakang NV. Barata atau belakang PLN Kota Tegal.
Walau bangunan bekas Gudang Barang terbilang cukup tua, namun bangunan itu masih tampak kuat dan kekar. Oleh kolonial Hindia Belanda dibangun pada tahun 1912. Atap bangunan terbuat dari lembaran seng bertingkat dan masih terlihat utuh. Hanya seng-seng yang ada tampak kusam berwarna coklat, mengesankan kurang terawat.
Sementara daun pintu kembar berjajar memanjang dari arah utara hingga ke selatan dengan satu pintu kecil dan dua jendela yang juga kembar. Bangunan Gudang Barang bertengger di atas tanah cukup luas terhampar rerumputan hijau. Gudang itu, dulu tampak gagah terlihat dari jalanan. Sekarang terkurung oleh seng cukup tinggi sekitar tiga meter.
Menurut sumber setempat, Gudang Barang dulunya berfungsi sebagai Stasiun Kereta Api Barang untuk penyimpanan dan pengiriman barang-barang daripada hasil bumi Bumiputera. Barang-barang itu berupa rempah-rempah seperti gula pasir dan tetes tebu atau yang dikenal masyarakat Tegal berupa pokhot.
Seiring perkembangan zaman, bekas Gudang Barang tidak lagi berfungsi sebagai Stasiun Kereta Api Barang. Namun berubah fungsi sebagai tempat persinggahan orang-orang palastra yang datang dari penjuru daerah. Mereka adalah para gelandangan, dan para pengemis. Peristiwa itu diperkirakan terjadi sebelum halaman bekas Gudang Barang terkurung oleh lembaran seng yang mengelilingi seluas halaman bangunan.
Pada kala itu, lokasi itu tidak hanya menjadi ‘surga’ mangkalnya para gelandangan tapi juga sebagai tempat para pengemis. Pada siang itu, para pengemis datang berbondong-bondong dari luar daerah Tegal menggunakan truk berhenti di depan Gudang Barang. Sesaat itu mereka pun bergerak menuju di belakang bangunan buat bersolek dan berganti kostum untuk menjalankan operasi mereka. Pada sore hari setelah mereka menjalani ‘profesinya’ sebagai peminta-minta, mereka kembali ke tempat semula untuk berdandan sebagai masyarakat sediakala. Begitulah pola mereka mengais berbilang tahun.
Ketika malam hari menjelang, suasana bekas Gudang Barang semakin geriap oleh para pekerja seks ‘kelas krotak’ dalam artian kelas bleketiran alias masyarakat bawah. Di situlah mereka melakukan ajang transaksi bursa seks dengan para hidung belang.
Sumber https://panturapost.com/gudang-barang-tegal-riwayatmu-kini/
INFOTEGALBREBES | Portal Beritane Wong Tegal lan Brebes