TEGALBREBES.COM (Brebes): Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) dan fenomena bonus demografi, Pemerintah Kabupten (Pemkab) Brebes mempersiapkan masyarakatnya menjadi masyarakat yang memiliki keunggulan Sumber Daya Manusia (SDM). Sehingga secara fisik maupun mental bisa menghadapi persaingan global tersebut dengan mantap.
Wujud dari itu, Bupati Brebes menggelontorkan Bantuan Operasional Sekolah Daerah (Bosda) sebesar Rp 18.715.650.000,-. Dana tersebut, untuk membantu pembiayaan para siswa miskin yang menempuh pendidikan di tingkat SMP dan SLTA.
“Walau bagaimanapun, anak-anak kita harus bisa menyelesaikan pendidikan 12 tahun atau lulus SLTA,” kata Bupati Brebes Hj Idza Priyanti SE saat ditemui di ruang kerjanya.
Idza merinci, tahun pelajaran 2016/2017 akan digelontorkan sebesar Rp 5.273.250.000 kepada 14.062 siswa miskin SMP/MTs Negeri dan Swasta se Kabupaten Brebes.
“Masing-masing siswa mendapatkan Rp 375.000.- perioede Juli-Desember 2016, untuk tahun anggaran 2016,” terang Idza.
Sedangkan untuk tingkat SMA/SMK/MA, akan digelontorkan Rp 13.442.400.000,-. kepada 14.936 siswa miskin, masing-masing siswa sebesar Rp 900.000,- periode Juli-Desember untuk tahun anggaran 2016.
“Untuk tahun anggaran 2017, akan diperhitungkan lagi, karena dinamika jumlah siswa yang mutasi yang mutasi belum bisa diketahui,” terangnya.
Idza berpendapat, kemiskinan yang melilit masyarakat Brebes tidak berarti harus mengorbankan pendidikan anak-anak Brebes. Jangan sampai, yang miskin tidak bisa sekolah hanya lantaran terbentur biaya. Anak-anak Brebes sudah saatnya mendapatkan kesempatan yang sama untuk mengenyam pendidikan.
“Untuk itu, saya memperioritaskan pendidikan bagi anak-anak di Kabupaten Brebes, lewat pemberian beasiswa Bosda,” ungkapnya.
Sejauh ini, lanjutnya, bagi masyarakat Kabupaten Brebes biaya pendidikan masih menjadi problema tersendiri. Sebab pendidikan tidak hanya membutuhkan dana untuk membayar iuran sekolah tetapi juga dana keperluan pribadi siswa seperti pakaian seragam, sepatu, tas, alat tulis, laptop, uang saku, transport dan lain-lain.
“Bosda, akan meringankan beban yang berat tadi,” ungkapnya.
Program Bosda, menjadi pilar tersendiri untuk pembangunan pendidikan di Kabupaten Brebes. Selain dari program Kartu Indonesia Pintar (KIP) dari Presiden Jokowi, dan merupakan kelanjutan dari Kartu Brebes Cerdas (KBC) yang digulirkan Pemkab Brebes.
Hadapi bonus demografi
Idza juga menjelaskan, digulirkannya BOS Daerah sebesar Rp 18 milyar sangat berarti bagi anak-anak Brebes karena pada tahun 2020-2030 menghadapi bonus demografi.
Bonus Demografi yang dimaksud yaitu ketika negara Indonesia memiliki jumlah penduduk usia Produktif dengan jumlah yang melimpah, yaitu sekitar 2/3 dari jumlah penduduk keseluruhan. Bonus demografi dapat dilihat dengan parameter Dependency Ratio (angka beban ketergantungan) yang cukup rendah, yaitu mencpai 44.
“Hal ini berarti bahwa dalam setiap 100 penduduk usia produktif (15-64 tahun) hanya menanggung sekitar 44 penduduk tidak produktif.,” jelas Idza.
Dengan bonus demografi yang akan diterima Indonesia tahun 2020-2030, maka peluang untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi dapat dicapai.
“Namun untuk mewujudkan tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi tersebut, hal yang perlu diperhatikan yaitu bagaimana strategi negara dalam menyiapkan angkatan kerja yang berkualitas? Salah satu yang digarap Pemkab Brebes yakni dengan menyiapkan SDM yang unggul,” tandas Idza. [bn]
INFOTEGALBREBES | Portal Beritane Wong Tegal lan Brebes