INFOTEGALBREBES - Tidak seperti biasanya, puluhan guru dan karyawan dengan sigap meracik dan menggerus bumbu, di teras sekolah. Selidik punya selidik, ternyata mereka tengah merayakan Ulang Tahun ke-19 SMA Negeri 3 Brebes. Sementara para siswa tengah asyik membuat dan menghias tumpeng di lapangan olahraga Sekolah setempat.
Kepala Sekolah SMA N 3 Brebes Muhromin MPd menjelaskan, orang mengajar itu ibarat membuat masakan. Perlu bumbu, alat, keahlian memasak, serta menu yang pas. “Jadilah ‘koki’ yang professional bila ingin menghasilkan siswa yang berkualitas.
Bekal ilmu, sarana prasana, media pembelajaran semua sudah ada dan dimiliki seorang guru. Tinggal bagaimana seorang guru bisa memasak serta menyajikan pembelajaran dengan professional.
“Jadilah Koki yang professional bila ingin mendapatkan out put pembelajaran yang berkualitas,” tutur Muhromin di sela lomba masak, Sabtu (9/1/2016).
Sementara tumpeng sebagai tradisi lokal jawa yang mengandung nilai pendidikan yang tinggi. Yakni adanya upaya pencapaian tujuan dengan saling bantu membantu untuk meraih sukses yang menjulang tinggi.
Menjulang tinggi juga diartikan hubungan vertikal dengan Allah hablum minallah sedangkan yang horisontal hablum minanas. Apalagi, lauknya juga berasal dari darat dan laut serta ramah lingkungan. Dan yang lebih bagusnya, adalah bila kita tarik dari kirata bahasa, tumpeng mengandung arti yen pengin mutu kudu sing mempeng.
“Untuk menjadi anak yang berhasil dalam meraih pendidikan harus rajin belajar,” terang Muhromin.
Lewat lomba menghias tumpeng ini, para siswa diharapkan bisa mengapresiasi dan melestarikan tumpeng.
Selain itu, Ulang tahun menjadi wahana introspeksi untuk menata kembali kehidupan yang lebih baik. Dalam mengemban misi kependidikan SMA 3 menguatkan pondasi yang kuat untuk mencaspai puncak prestasi dengan lurus.
Diawal tahun 2016, lanjutnya, sekolah yang memiliki 1.031 siswa tersebut menerapkan budaya disiplin kepada seluruh warga sekolah. Termasuk guru, sudah berada diruang kelas 5 menit sebelum proses pembelajaran di mulai.
Disamping itu, para guru dan siswa sebelum jam pelajaran dimulai selain berdoa juga menyanyikan lagu Indonesia raya.
Sedangkan saat pelajaran terakhir, menyanyikan lagu nasional dan daerah.
“Ternyata banyak anak yang tidak bisa lagu kebangsaan sendiri apalagi lagu daerah, tapi setelah diterapkan budaya disiplin tersebut lagu Indonesia raya dan lagu nasional dan daerah sudah mulai melekat di hati para siswa,” ungkapnya.
Ketua Panitia Susdiharti SPd menjelaskan, selain kedua lomba tersebut juga digelar lomba basket, tenis meja, kebersihan kelas dan nyanyi. [bn]
INFOTEGALBREBES | Portal Beritane Wong Tegal lan Brebes