Wisata Bukit Batu Agung Balapulang Tegal Yang Begitu Menantang - INFOTEGALBREBES | Portal Beritane Wong Tegal lan Brebes
Follow Me INFOTEGALBREBES on Google News Follow Now!

Wisata Bukit Batu Agung Balapulang Tegal Yang Begitu Menantang

Berkat slogan My Trip My Adventure sepertinya sekarang ini semua tempat wisata di Indonesia lagi naik daun, baik itu gunung, laut, bukit, air terjun dan sebagainya. Tak terkecuali Bukit Batuagung Balapulang. Tempat ini nih yang lagi ngehits baget di kalangan anak muda Tegal. Sebenarnya Batu Agung ini adalah nama sebuah desa di kecamatan Balapulang, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Indonesia. Di desa ini terdapat sebuah bukit yang disebut dengan "gunung lawa" karena banyaknya lawa (bahasa jawa) yang artinya kelelawar yang hidup di goa-goa yang terdapat di gunung lawa. Tetapi sekarang, bukit ini lebih dikenal dengan nama Batu Agung karena bukit ini terdiri dari tumpukan bebatuan yang sengaja disusun. Untuk mengetahui kebenarannya diperlukan para ahli kepurbakalaan untuk menelitinya. Di bukit Batu Agung ini terdapat 2 puncak, pertama Puncak Semar yaitu bukit yang di puncaknya terdapat batu yang sangat besar berbentuk kepala manusia dan kedua Puncak Bendera. Tetapi, yang biasa didaki adalah Puncak Semar karena jalan menuju Puncak Bendera sangat terjal. 


Bukit Batu Agung ini dikelola oleh warga sekitar, kalian akan dikenai tiket masuk seharga Rp. 5000 dan Biaya parkir kendaraan bermotor seharga Rp. 5000. Tukang parkir biasa beroperasi pada hari kerja jam 12.00-18.00 dan pada hari libur jam 08.00-18.00. Dan karena bukit Batu Agung sekarang ini lagi ramai - ramainya di kunjungi terutama pada hari sabtu dan minggu maka banyak warga yang menjual minuman dan makanan di kawasan ini dengan harga yang masih terjangkau. Buat kalian yang mau ke Batu Agung gak ada salahnya membeli yang dijual warga sekitar karena dengan membeli kalian dapat berkomunikasi langsung dengan penduduk lokal dan bisa mendapatkan banyak cerita tentang sejarah desa Batuagung ini. 



Selasa 29 September 2015 lalu, aku diajak temanku yang pengin banget ke tempat itu (Tiva) untuk muncak ke Bukit Batu Agung. Tanpa berfikir panjang, aku mengiyakan dengan syarat aku nebeng karena aku belum berani bawa motor ke dataran tinggi dan harus pulang sebelum jam 3 sore karena jam 3 sore aku harus sudah ada di tempat kerja. Tiva juga ngajak teman-teman cowoknya yang sudah pernah ke Batuagung biar bisa jadi guid. Akhirnya kita berempat (Aku, Tiva, Ozy, Dedy) berpetualang di Batu Agung. Aku seneng baget karena dari sini aku mendapatkan teman baru (Ozy dan Dedy), Pengalaman baru dan Ilmu baru.

Perjalanan ke Batu Agung dimulai jam delapan pagi, aku dijemput Tiva dan Dedy di rumah terus kita bertiga dengan 2 motor menuju rumah Ozy di Lebaksiu. Lalu kami melewati jalan raya Balapulang, sampai tikungan Banjaranyar ke timur hingga melewati SMA N 1 Balapulang. Terus ke timur hingga menemui pertigaan yang menuju Desa Batuagung, lurus ke timur hingga menemui lapangan. Dari lapangan masih sekitar 200 meter ada plang Musholla Baitul Atiq, belok hingga menemukan TPQ Al-Hikmah, ikuti jalan yang ada hingga bertemu dengan kebun tebu. Dari kebun tebu, kendaraan hanya bisa sampai sini dan kendaraan harus di parkir.
Kami sengaja ke Batuagung pada hari kerja (hari selasa) pagi, supaya tidak terlalu ramai di Puncak nantinya. Dan ternyata benar waktu kami mendaki cuma ada 2 rombongan, 1 rombongan kami dan 1 lagi 2 orang anak SMA yang kemungkinan bolos sekolah.

Track pertama kami berjalam kaki melewati jalan setapak tanah sekitar 15 menit dan cukup melelahkan karena tracknya menanjak dan bebatuan yang di samping kiri kanannya pohon - pohon seperti hutan tetapi tidak terlalu menyeramkan. Ada dua jalan bercabang. Lurus untuk ke Puncak Semar dan belok kanan untuk ke Gua Lawa. Kamipun sepakat ambil lurus ke Puncak Semar
Kemudian, Track kedua. Ini aku ibaratkan pintu masuk mendaki menuju Puncak Semar. Sebenarnya dibandingkan mendaki puncak gunung, Puncak Batu Agung termasuk pendek tetapi tracknya lebih terjal karena 90% jalan yang harus dilewati adalah bebatuan yang besar-besar. Kami bertiga memanjat dengan Ozy sebagai guid di depan di susul Tiva terus Aku dan paling belakang Dedy. Urutan seperti ini bertujuan melindungi si cewe - cewe. 
Kami mendaki dari batu satu ke bebatuan lainya yang ada di atasnya dengan berpegangan ranting ilanang - ilanang. Ketika kurang lebih sepertiga menuju puncak ada suatu track yang harus dilalui menggunakan sebuah tangga bambu ataupun tali karena jarak batu yang di atasnya sangat tinggi. Biasanya ketika ramai pengunjung di track ini ada beberapa warga lokal yang menjaga tangga bambu atau tali itu dan membantu para pendaki untuk melewati dengan upah seikhlasanya. Tetapi ketika kami mendaki track itu belum dijaga mungkin karena masih pagi.
Sekitar 30 menit mendaki sampailah kami di Puncak Semar Alhamdulillah we did it!!! Selalu lelahpun terbayar ketika melihat keindahan alam dari ketinggian. Walaupun sudah di puncak tapi kalian harus tetap hati-hati ya karena puncaknya berbeda dari puncak gunung yang biasanya lumayan luas dan bertanah, Puncak Semar ini semuanya batu dan sempit jadi harus tetap berhati-hati. Kamipun menghilangkan lelah dan menikmati pemandangan sejenak sebelum berfoto-foto mengabadikan momen keberhasilan mencapai puncak.

Ada tempat wajib yang biasanya digunakan untuk berfoto yaitu sebuah lempengan batu di pinggir batu yang sangat besar.


Lempengan batu Ini belum puncak loh, puncaknya berada di atas lempengan batu ini.



Perjalalam kami ada sayangnya karena kami berada di Puncak Semar sekitar jam 10 sampai 12 siang ketika matahari sedang panas-panasnya jadi hasil foto kami kurang memuaskan karena caranya terlalu panas. Kami memutuskan untuk turun setelah Adzan dzuhur selesai.


Perjalanan turun itu lebih cepat dan lebih ringan, kami lebih gesit dan cekatan ketika turun, mungkin karena kami sudah tau tracknya. Jadi hanya sekitar 20 menit untuk sampai di bawah. Sebelum sampai di tempat parkir kami sempat meluangkan waktu membeli minuman dan beristirahat di sebuah warung milik warga lokal, harga 1 es teh Rp. 1500, dari Ibu penjual itulah kami mendapatkan banyak cerita tentang sejarah Batu Agung beserta mitos-mitosnya. Setelah puas istirahat dan mendengarkan cerita-cerita, kami berjalan menuju tempat parkir untuk pulang. Dan sampai di rumah masing-masing sekitar jam 2 siang. Dan aku langsung beraiap-siap berangkat kerja. SEMANGAT!!!

Buat kalian yang ingin berkunjung ke Batu Agung jangan membuang sampah sembarangan dan jangan melakukan vandalisme. Karena itu gak keren guys!!!!
Dan aku saranin kalau mau mendaki pakailah pakaian yang senyaman mungkin. wajin pakai sepatu biar gampang, pakai ransel biar enak, pakai sarung tangan yang gak licin biar gak panas, bawa kantong kresek buat bawa sampah turun, dan jangan pakai Rok kaya di foto aku itu. [wq]

INFOTEGALBREBES | Portal Beritane Wong Tegal lan Brebes


Post a Comment